Tag Archives: singing

Heeah Lee -Pianist-

Standard

Sekitar 2 minggu yang lalu, sebenarnya adalah minggu – minggu miris bagi Lala. Dikatakan miris karena pas banget lagi semangat – semangatnya pengen nonton konser, mulai dari konsernya Trio Lestari (Gleen Fredly, Tompi dan Shandy Sandoro–>belum banyak yang tahu tentang mereka yang akhirnya bikin trio), Grand Klakustik (Reunian Kla Project) hingga Melly Goeslow, pas banget semuanya tiket pre sale – nya udah ludes. Huhuhu 😦 Kalau pengen cari yang sesuai budget kan yang bisa diandalkan cuma cari yang presale kan ya atau yang gratisan tentunya 😆

Nah di saat – saat yang miris itu, tetiba dengar kabar lewat email internal kantor Lala kalau hari Jumat yang lalu 29 November 2013, Samsung Electronics Indonesia mengadakan piano charity concert dengan pianisnya adalah Heeah Lee. Jadi karyawan Samsung bisa nonton piano concert gratis dengan cara daftar tiket ke admin. Heeah Lee??? Dia itu kaaaannnn….. #shocked. Langsung dah Lala pesan tiket ke mbak – mbak admin! :mrgreen: Lalu tetiba mendengar kabar menyedihkan, karena banyak yang pesan tiket, jadi tiketnya diundi. Dodolidodolibret ~fiuh. Salah satu engineer tetiba kasih kabar dadakan ke Lala kalau ternyata Lala menang undian! Gilak, pas banget dah lagi beruntung dapet undian, biasanya nggak pernah dapet, hahahaha 😆 Well, akhirnya bisa berangkat juga walaupun nggak dapat tiket VIP cuma dapat regular. But, that’s not a big problem. Karena yang penting: Lala akhirnya pergi nonton konser juga minggu iniiiii….. #udik 😳

Heeah Lee's Piano Concert Invitation

Heeah Lee’s Piano Concert Invitation

Jadi Lala pertama kali tahu si Heeah Lee itu waktu jalan – jalan ke gramedia. Ada buku biografinya yang lagi best seller waktu itu (beberapa tahun yang lalu). Dia adalah pianis yang hanya memiliki 4 jari tangan. Nah, itulah yang jadi pertanyaan, kok bisa ya main piano cuma pake 4 jari aja. Yang pake 10 jari aja keteteran. Bahkan kalo baca partitur piano kan ditentukan jari – jarinya yang dipake apa saja pas not apa. Nah kalo 4 jari bagaimana? Itulah pertanyaan – pertanyaan yang sempat Lala pikirkan ketika tahu tentang Heeah Lee ini.

Kalau yang namanya nonton konser piano, entah kenapa emang pengen banget duduknya di bangku yang paling depan. Soalnya tahu langsung ya pianisnya kayak gimana, aura – auranya (*mencoba seperti Ki Joko Bodo yang membaca aura, kikikiki #emang_iya?). Nah, ketika tahu dapat tiket regular, wadoow, bisa jadi nggak dapat depan neh. Nah Lala kan dapat tempat duduk di A-12. Setelah ditelusuri, ditelusuri, bingo! Lala dapat di bangku paling depan dan pas di depan pianonya coba! What a coincidence! 😆

Piano Heeah Lee yang difoto dari tempat duduk Lala

Piano Heeah Lee yang difoto dari tempat duduk Lala

Pada concertnya Heeah Lee ini dibagi menjadi 2 session. Session kesatu dan kedua dijeda dengan istirahat 15 menit. Overall saya takjub dengan permainan Heeah Lee seperti lagu Nocturne ataupun lagu – lagunya Mozart (saya lupa judulnya Piano in C Mayor apa ya?), dan semua lagu – lagu yang dibawakannya membutuhkan permainan yang cepat dan dia bisa menggunakan keempat jarinya. Kalau diperhatikan lebih dekat sih (*menurut pengamatan lala) untuk permainan kelima jari yang berurutan, dia menggunakan kedua jarinya secara bergantian. Konsekuensinya, dia harus menggerakkan tangan secara cepat. Padahal salah satu jari tangan kirinya lebih panjang dari tangan yang lain dan tidak ada tulangnya. Walhasil, bisa dibayangkan tidak, betapa dia berusaha sekali untuk memainkan lagu-lagunya?

Sebelum konser dimulai, ada tayangan video berupa biografinya. Diceritakan di sana betapa dia pun pernah tidak mau bermain piano, akan tetapi Ibu Heeah Lee selalu mengarahkan anaknya untuk bermain piano. Dia yang mengajarkan bermain piano karena tidak ada kursus yang mau menerima dia sebagai muridnya. Ibu Heeah Lee keras dalam mendidik Heeah Lee. Diperlihatkan juga bagaimana dia mengajari Heeah Lee menghitung not yang harus dimainkan berapa ketukan dsb. Mengajarinya sambil bentak – bentak gitu. Kalo Lala sih serem ya diajari model kayak begitu. Yang ada Lala malah kabur. Hehehehe 😛

Pengarah acara sebelum ke acara utama. Orang Korea ini hebat bahasa Indo-nya. Salut! :)

Pengarah acara sebelum ke acara utama. Orang Korea ini hebat bahasa Indo-nya. Salut! 🙂

President Director Samsung Electronics Indonesia - Sales and Marketing memberikan pidato

President Director Samsung Electronics Indonesia – Sales and Marketing memberikan pidato

Pembawa Acara Concert

Pembawa Acara Concert

Untuk pembawa acara ini, ada Mbak – mbak korea cantik yang saat difoto karena terkena lampu sorot jadi silau nggak kelihatan mukanya. Hehehe 😀 Nah, bapak – bapak korea yang di sampingnya itu bertugas sebagai penerjemah. Tapi ternyata terjemahannya itu harus kita terjemahkan lagi di dalam pikiran kita, hahaha. Maklumlah.

Heeah Lee masuk ke dalam stage

Heeah Lee masuk ke dalam stage

Ketika si Heeah Lee masuk ke dalam stage, lala baru sadar juga ternyata kakinya pun tak sempurna. Mulai dari lutut ke bawah hilang. Ketika dia naik ke kursi piano, sepatunya dilepas dan dibenarkan untuk mengarah ke luar. Ternyata bentuk jari kakinya pun seperti jari tangannya. Dia malah disebut sebagai manusia berkaki dan bertangan anjing laut.

Heeah Lee mulai memainkan lagu pertamanya

Heeah Lee mulai memainkan lagu pertamanya

Heeah Lee dan Ibunya

Heeah Lee dan Ibunya

Nah, Ibu Heeah Lee di sini diberikan waktu yang lumayan banyak buat ngobrol. Seandainya saya ngerti bahasa Korea, pasti kemarin udah nangis mengharu biru. Akan tetapi karena diterjemahkan, hasilnya saya malah bingung. 😆

Heeah Lee menyanyi

Heeah Lee menyanyi

Heeah Lee mengubah kostum setelah istirahat 15 menit. Dilanjut permainan piano session kedua

Heeah Lee mengubah kostum setelah istirahat 15 menit. Dilanjut permainan piano session kedua

Ternyata si Heeah Lee ini suka juga menyanyi. Walaupun memang kalau boleh berkata jujur, suaranya ya just so so, tapi yang jelas untuk nada – nada tinggi nafasnya kuat meeeennnn. Salut kalo yang bagian teriak – teriak 😀 . Dia menyanyikan lagu Bunda-Melly Goeslow (walaupun salah lirik di bagian tengah, termaafkan karena dia nyanyi dalam bahasa Indo 🙂 ) dan di akhir konser dia menyanyikan lagu The Impossible Dream dengan managernya. Saya setuju banget tuh ama komentar mbak – mbak pembawa acara : “Wew, managernya ini ya udah mah ganteng pinter nyanyi pula.” Hehehe :mrgreen: .

Kesan saya setelah menonton konser si Heeah Lee ini ya, yang pertama, memang kita sudah sepatutnya bersyukuuuuur sekali dengan karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita berupa anggota tubuh yang masih lengkap sehingga bisa digunakan untuk melakukan kebaikan dan juga melakukan hal – hal yang seharusnya lebih baik jika dibandingkan dengan mereka yang kekurangan. Seperti bermain piano, orang normal saja (#termasuk saya) terkadang saat belajar partitur stress dan gampang menyerah. Nah seharusnya jika tidak gampang menyerah, apapun bisa kita lakukan dengan baik. Yang kedua, tentang kesabaran. Ibu Heeah Lee mengajarkan kesabaran dalam mendidik anak yang “lain” daripada anak lainnya. Yang ketiga, tentang kepercayaan diri. Heeah Lee dengan segala keterbatasannya selalu berusaha untuk percaya diri, yakin bahwa dia bisa, bahkan saat di stage pun dia melakukan hal – hal konyol, menertawai dirinya sendiri untuk meningkatkan kepercayaan dirinya ketika dilihat orang lain. Yang keempat tentang percaya akan adanya the miracle and the power of the dream. Saya sendiri percaya bahwa, dengan adanya mimpi, hidup akan semakin berarti. Kalau bermimpi ya sekalian aja setinggi – tingginya. Setidaknya kalau jatuh masih bisa di awan. Kalau mimpinya cuma “tinggi” saja, jatuhnya ya bisa jadi sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Nah kan sedih.

Segala proses itu pasti memerlukan waktu yang lama. Proses bersyukur, proses belajar sabar, dan proses memupuk kepercayaan diri. Hanyalah waktu yang bisa jadi saksi, apakah kita kuat dalam menjalani kehidupan? Atau, yakinkah kita dengan perubahan itu sendiri?

-The Impossible Dream-
To dream the impossible dream
To fight the unbeatable foe
To bear with unbearable sorrow
To run where the brave dare not go

To right the unrightable wrong
To love pure and chaste from afar
To try when your arms are too weary
To reach the unreachable star

This is my quest
To follow that star
No matter how hopeless
No matter how far

To fight for the right
Without question or pause
To be willing to march into Hell
For a heavenly cause

And I know if I’ll only be true
To this glorious quest
That my heart will lie peaceful and calm
When I’m laid to my rest

And the world will be better for this
That one man, scorned and covered with scars
Still strove with his last ounce of courage
To reach the unreachable star